Galeri Kursi Tamu Sofa Ukir 2018
Sejarah Mebel dan
ukir Jepara
Menurut seorang
penulis Portugis bernama Tome Pires dalam bukunya "Suma Oriental",
Jepara hanya dikenal pada abad XV (1470 M) sebagai pedagang perdagangan kecil
yang hanya dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh East Aryo dan di bawah
Demak. administrasi. Kemudian Aryo Timur digantikan oleh anaknya bernama Pati
Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba membangun Jepara menjadi kota komersial.
Jepara Tempo Doloe
Sebagai penguasa
Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara saat itu sebagai
Bandara Niaga yang sibuk, Ratu Kalinyamat diketahui memiliki jiwa patriotisme
anti-kolonial. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka
untuk menyerang Portugis pada tahun 1551 dan 1574. Tidaklah berlebihan jika
Portugis kemudian memanggil Ratu sebagai RAINHA DE JEPARA SENORA DE RICA, yang
berarti Raja Jepara seorang wanita yang sangat kuat dan kaya raya. .
Sejarah Mebel
Jepara
Di zaman purba saat
tinggal seorang pemahat dan pelukis bernama Prabangkara atau juga disebut Joko
Sungging, era Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, Jawa Timur. Raja
Brawijaya ingin memiliki lukisan istrinya dalam keadaan telanjang. Ini adalah
manifestasi dari cinta raja. Prabangkara mendapat pekerjaan untuk melukis istri
raja telanjang tapi kondisinya tidak bisa melihat permaisuri telanjang. Harus
melalui imajinasi saja. Prabangkara melakukan tugas ini. Dan selesaikan
pekerjaan dengan sempurna. Tiba-tiba kadal kotoran terbuang dan tentang lukisan
itu. Jadi lukisan empress itu seperti punya tahi lalat. Raja senang dengan
karya Prabangkara. Lihat dengan lukisan detail gambar. Jadi dia melihat tahi
lalat. Raja murka Dia menuduh Prabangkara melihat secara langsung permaisuri
tanpa pakaian. Karena mol lokasi persis seperti kenyataan. Raja cemburu dan
menghukum Prabangkara dengan mengikatnya di layang-layang, lalu
menerbangkannya. Layang-layang itu terbang sampai ke Pegunungan Belakang Jepara
dan mendarat di belakang Gunung. Gunung belakang sekarang dinamai mulyoharjo di
Jepara. Kemudian Prabangkara mengajari ilmu ukiran kepada warga Jepara dan
Jepara mengukir ketrampilan dan kelangsungan hidup bertahan sampai sekarang.